Alat Tradisional Mencari Ikan di Danau Ranau


Danau Ranau, suatu daerah yang masih alami dan belum terjamah oleh orang asing. karena alaminya, alat-alat yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mencari penghasilan mata pencarian sebagian masih menggunakan alat tradisional.

Terus seperti apa alat tradisional nya?
Salah satu alat yang mereka gunakana yaitu masih menggunakan perahu kecil atau sampan atau bahasa Ranau nya "Kayuhan". Ya, inilah salah satu alat yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mencari hasil tambahan untuk keberlangsungan hidup sehari-hari mereka.

Perlu diketahui bahwa, mata pencari masyarakat Danau Ranau sebagian besar bertani atau bercocok tanam dan ada juga sebagian menjadi nelayan. Mungkin di lain kesempatan akan saya bahas seperti apa penghasilan masyarakat Ranau yang pastinya akan sangat menarik jika kita bahas lebih lanjut.

Kembali ke pembahasan awal yaitu tentang perahu/kayuhan dalam bahasa Ranau. Alat ini merupakan salah satu alat transportasi yang digunakan masyarakat Ranau dalam beraktifitas mereka sehari-hari. Selain kayuhan ada juga transportasi air yang lain, yaitu kapal ketek (ketek disini bukan ketiak dalam bahasa Indonesia ya hhe). Bedanya kapal ketek dan kayuhan terletak pada alat penggeraknya. Kalau kapal ketek alat penggeraknya sudah menggunakan mesin dan bahan bakarnya menggunakan solar, sedangkan untuk perahu kecil atau kayuhan itu sendri alat penggeraknya masih menggunakan dayung yang juga masih menggunakan jasa tenaga manusia itu sendiri.


Kayuhan ini sebagian besar di gunakan nelayan di Ranau sebagai transportasi untuk penangkapan ikan. Sedikit cerita pengalaman, dulu ketika kami masih anak-anak (ceritanya sekarang sudah dewasa hhee), ketika itu masih sekolah tingkat SD kami sering menggunakan kayuhan ini sebagai wahana bermain di danau dan itu sangat menyenangkan sekali, secara dulu tidak ada wahana bermain seperti sekarang masih serba manual menggunakan waha bermain yang dibuat oleh alam itu sendiri :) .

Ketika itu kayuhan, masih banyak sekali kita jumpai di pinggir danau atau pantai sebagai tempat pelabuhan atau bersandarnya kayuhan ini. Seiring berjalanya waktu keberadaannya semakin sedikit mungkin juga akan punah ha (bukan karena tidak ada yang menjadi nelayan lagi, tapi mereka mulai beralih propesi dari nelayan menjadi petani yaitu bercocok tanam, selain penghasilan semakin banyak yang tentunya lebih membuat makmur diri mereka). Dan Salah satu faktor lainnyanya mungkin adalah kayuhan yang umurnya semakin tua dan tidak layak untuk di gunakan lagi.

Untuk pembuatan kayuhan itu sendiri membutuhkan kayu yang cukup besar sebagai bahan dalam membuatnya. Dan kapasitas kayuhan itu sendiri mampu menampung maksimal 4 orang, jika lebih ya bisa karam. Namun para wisatawan yang ingin mencoba untuk mendayung dan merasakan asiknya menggunakan kayuhan ini, anda tidak perlu khawatir, karena wahana kayuhan bisa anda temukan di objek wisata PT.PUSRI yang tidak jauh dari pusat keramaian Kec. Banding Agung kurang lebih 5KM atau dari Kec. Simpang Sender kurang lebih 2KM. 

Masyarakat sekitar menawarkan dan menyediakan kayuhan tersebut untuk dapat anda nikmati. Anda cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp20-30 rb/ jam nya dan anda sudah bisa merasakan asiknya mengendarai alat transportasi tradisional ini bersama keluarga, sahabat maupun pasangan anda. Anda bisa mendayung ke tengah Danau sampai batas yang sudah di tentukan, jika anda bisa mengendarainya anda tidak perlu lagi memakai jasa petugas.

Apakah anda tertarik untuk mencobanya?
Tunggu apalagi, isi liburan anda untuk mencoba menaiki kayuhan ini.
Silahkan anda berkunjung ke Danau Ranau.

*Sumber tulisan: Padra Pratama Albahdi

"ANDA PUAS, KAMIPUN SENANG"

Comments

Popular Posts